, Jakarta -�Produsen pesawat dan kereta asal Kanada, Bombardier, mengumumkan pemangkasan jumlah pegawai untuk kedua kalinya sepanjang 2016. Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan dilakukan terhadap 7.500 pegawai.

CEO Bombardier Alain Bellemare menyatakan pihaknya mengambil upaya ini karena ingin menyelamatkan perusahaan. Dengan melakukan pengurangan jumlah pegawai, Bombardier menyatakan bisa merampingkan operasional administratif dan non-produksi serta bisa melakukan reorganisasi terhadap kegiatan perancangan, permesinan, dan manufaktur.

"Kami memahami bahwa ini adalah keputusan yang sulit. Namun yang terjadi pada akhirnya adalah perusahaan yang lebih ramping dan kuat," kata Bellemare, seperti dilansir BBC, Sabtu, 22 Oktober 2016, waktu setempat.

Pemangkasan jumlah pegawai ini akan memakan biaya restrukturisasi sebesar US$ 225-275 juta pada kuartal keempat 2016 dan 2017.

Terkait dengan alasan pemangkasan jumlah pegawai, Bombardier menyatakan terlalu banyak lokasi pabrik yang memproduksi komponen serupa. Dalam perampingan kali ini, dua pertiga jumlah pegawai yang terkena PHK berasal dari divisi kereta api, yakni Bombardier Transportation.

Sebelumnya, pada Februari 2016, Bombardier telah merumahkan 7.000 pegawai. Hampir separuh dari jumlah pegawai yang terkena PHK berasal dari divisi kereta api, yang menyerap banyak tenaga kerja di Eropa.

Saat ini, Bombardier memiliki pabrik yang cukup besar di Irlandia Utara. Ada sekitar 6.000 pegawai Bombardier di sana. Bahkan bisnis tersebut menyumbang 10 persen ekspor manufaktur Irlandia Utara. Di sana, Bombardier memproduksi struktur-struktur utama pesawat, termasuk sayap pesawat.

Adapun di Inggris, Bombardier memiliki sekitar 3.500 pegawai yang bekerja di delapan pabrik serta 23 lokasi layanan, termasuk di Crewe, Plymouth, Derby, dan Burton.

BBC | PINGIT ARIA